SOROT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Paser, menargetkan memberikan obat pencegahan penyakit kaki gajah atau filariasis, kepada 265 ribu warga di Kabupaten Paser.
Menurut Kepala Dinkes Paser I Dewa Made Sudharsana, sejak tahun 2002 pencegahan pengobatan filariasis di Paser belum cukup maksimal.
"Makanya sekarang kita targetkan 265 ribu warga Paser bisa meminum obat pencegahan filariasis atau penyakit kaki gajah," kata I Dewa Made, Senin (17/10).
Rekomendasi dari World Health Organization (WHO) kata I Dewa Made, pencegahan pengobatan filariasis di Paser belum berhasil. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium pada masyarakat secara acak.
"Hasil pemeriksaan masih berada di atas satu persen, yang artinya masih perlu dilakukan pengobatan ulang. Dan saat ini juga terdapat 60 penderita filariasis kronis tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Paser," ujar I Dewa Made.
Awalnya kata I Made Dewa, pengobatan itu dilakukan selama sebulan penuh. Namun untuk mempersingkat penyebaran filariasi oleh nyamuk, pengobatan dilakukan hanya selama satu minggu kedepan.
"Ada 23 kelompok nyamuk besar, yakni sekitar 4.500 jenis nyamuk yang menyebarkan filariasis. Untuk itu kami persempit penyebaran virus filarial ini," ujarnya.
Dikatakan, sasaran pengobatan pencegahan penyakit filariasis ini yakni, diatas umur 2 tahun dan dibawah umur 70 tahun.
"Tidak boleh ibu hamil dan menyusui, begitu juga yang sedang mengalami pengobatan jangka panjang, tidak mengidap asma dan epilepsi. Yang penting masyarakat mau secara terbuka menceritakan riwayat penyakitnya," ucapnya.
I Dewa Made berharap agar masyarakat mau meminum obat tersebut, tujuannya untuk mengetahui apakah ada virus filariasis yang berinkubasi di dalam tubuh.
"Kalau sudah tidak bisa dicegah dan berinkubasi selama hampir lima tahun, maka tidak bisa lagi menghindari terjadinya pembengkakan atau kondisi kronis," terangnya. (rsd)
Menurut Kepala Dinkes Paser I Dewa Made Sudharsana, sejak tahun 2002 pencegahan pengobatan filariasis di Paser belum cukup maksimal.
"Makanya sekarang kita targetkan 265 ribu warga Paser bisa meminum obat pencegahan filariasis atau penyakit kaki gajah," kata I Dewa Made, Senin (17/10).
Rekomendasi dari World Health Organization (WHO) kata I Dewa Made, pencegahan pengobatan filariasis di Paser belum berhasil. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium pada masyarakat secara acak.
"Hasil pemeriksaan masih berada di atas satu persen, yang artinya masih perlu dilakukan pengobatan ulang. Dan saat ini juga terdapat 60 penderita filariasis kronis tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Paser," ujar I Dewa Made.
Awalnya kata I Made Dewa, pengobatan itu dilakukan selama sebulan penuh. Namun untuk mempersingkat penyebaran filariasi oleh nyamuk, pengobatan dilakukan hanya selama satu minggu kedepan.
"Ada 23 kelompok nyamuk besar, yakni sekitar 4.500 jenis nyamuk yang menyebarkan filariasis. Untuk itu kami persempit penyebaran virus filarial ini," ujarnya.
Dikatakan, sasaran pengobatan pencegahan penyakit filariasis ini yakni, diatas umur 2 tahun dan dibawah umur 70 tahun.
"Tidak boleh ibu hamil dan menyusui, begitu juga yang sedang mengalami pengobatan jangka panjang, tidak mengidap asma dan epilepsi. Yang penting masyarakat mau secara terbuka menceritakan riwayat penyakitnya," ucapnya.
I Dewa Made berharap agar masyarakat mau meminum obat tersebut, tujuannya untuk mengetahui apakah ada virus filariasis yang berinkubasi di dalam tubuh.
"Kalau sudah tidak bisa dicegah dan berinkubasi selama hampir lima tahun, maka tidak bisa lagi menghindari terjadinya pembengkakan atau kondisi kronis," terangnya. (rsd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar