Kamis, 29 September 2016

Kasat Reskrim Polres Paser Bantah Isu Kaburnya Tahanan

AKP Aldi Alfa Faroqi
SOROT - Kasat Reskrim Polres Paser AKP Aldi Alfa Faroqi, Kamis (29/9), membantah kabar yang beredar di media sosial tentang isu kaburnya tahanan tersangka Fendi Susilo pembunuhan di Gang Bersama Desa Tanah Periuk Paser.

Menurutnya, sejak tersangka diringkus polisi, ia langsung dijebloskan ke sel tahanan Polres Paser dan hingga saat ini belum pernah dibawa kemana-mana.

"Sejak ditahan tersangka tidak pernah keluar, atau berobat ke rumah sakit, jadi kalau ada isu tersangka kabur itu sama sekali tidak benar," kata Aldi diruang kerjanya sambil menawarkan kepada wartawan untuk mengecek langsung ke sel tahanan.

Hingga saat ini kasus tersebut masih ditangani polisi dan tersangka terancam hukuman 15 tahun penjara.

"Sementara kita kenakan pasal 338 KUHP tentang menghilangkan nyawa seseorang. Dan sekarang sudah SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulai Penyidikan)," ucap Aldi.

Motif pembunuhan yang dilakukan tersangka kepada korban kata Aldi, adalah dendam, karena dibakar api cemburu.

"Tersangka cemburu soal pacar kepada korban S, sedangkan korban meninggal satunya Tia, itu karena tersangka tidak terima ditegur oleh ibu korban," ucapnya. (rsd)

Minggu, 25 September 2016

Warga Paser Berkunjung ke Perbatasan

Pintu gerbang perbatasan Kec. Batu Engau Kaltim
dan Kec. Pamukan Barat Kalsel 

SOROT - Warga Kabupaten Paser Kaltim, berkunjung ke perbatasan Kaltim Kalsel, tepatnya di perbatasan Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser dengan Kecamatan Pamukan Barat Kabupaten Kota Baru Kalsel.

Mereka sengaja menyempatkan diri datang ke perbatasan itu karena penasaran dengan tanda batas kedua provinsi tersebut, usai menghadiri undangan pernikahan di Desa Kerang Kecamatan Batu Engau.

"Penasaran pengen liat perbatasan Kaltim Kalsel makanya kesini," kata Rosy sambil sibuk berfoto selfi di pintu gerbang perbatasan di kedua provinsi itu, Minggu (25/9).

Karena tidak ada warung di lokasi itu, mereka pun tak mampu berlama-lama apa lagi cuaca saat itu cukup panas. "Coba ada warung bisa santai dulu kita, karena nggak ada, habis foto langsung aja pulang," ucapnya.

Dia mengaku, jalan dari perbatasan sampai ke Tanah Grogot Kabupaten Paser yang berjarak sekitar 70 km dilalui sudah cukup mulus. "Jalannya sekarang sudah bagus," tuturnya. (rsd)

Jumat, 23 September 2016

Status Terakhir Mutmainah Listia di FB

SOROT - Mutmainah Listia sudah tiada, ia adalah salah satu korban meninggal dalam peristiwa berdarah di Gang Bersama Desa Tanah Periuk Kecamatan Tanah Grogot Paser, pada Rabu (21/9) lalu.

Peristiwa yang merenggut dua nyawa dan tiga lainnya terluka itu, dilakukan oleh seorang pelajar dari salah satu SMK yang ada di Paser. Membabi buta, mengamuk, itulah ungkapan warga menggambarkan cara sang pelaku yang berinisial FS beraksi.

Saat peristiwa itu terjadi, Mutmainah Listia yang juga tinggal di gang tersebut sedang berada di rumahnya untuk memanfaatkan waktu istirahat kerjanya. Tapi sebelum sempat kembali bekerja pada pukul 17, FS tiba-tiba datang ke rumahnya melalui jendela dengan parang di tangan. Entah apa yang merasuki  FS tiba-tiba menyerang Mutmainah Listia  dengan parang.

"Dia tiba-tiba masuk ke rumah lewat jendela mendatangi Tia, dan saya langsung lari membawa anakku yang kecil sambil berteriak minta tolong, tapi nda ada yang berani datang, dan Tia akhirnya meninggal, kata Sari, orangtua Mutmainah Listia.

Kabar meninggalnya Mutmainah Listia secara tragis itu langsung menyebar di media sosial (medsos). Lewat akun Facebook Almarhumah mengalir ucapan belasungkawa. "keluarga besar sdn 024 berduka cita atas meninggalnya mutmainah listia, semoga amal baiknya di terima di sisi allah swt amin," sebut Adi Riswanur dalam akun Facebooknya.

Sementara pada akun Facebook Almarhumah, dalam status terakhirnya pada tangggal 15 Mei 2016  tertulis "Mungkin saya lelah..." status ini mendapatkan 43 like tanpa komentar.

Menurut sesama rekan kerjanya, semasa hidup Almarhumah dikenal sabar, pendiam dan baik hati. "Kemarin itu paginya masih kerja kok, dia hanya pulang istirahat karena sore masuk lagi, makanya kami kaget mendengar kabar itu, sama sekali ngak nyangka kalau bisa seperti ini," kata salah satu teman kerjanya. (rsd)

Kamis, 22 September 2016

Pelaku Pembunuhan juga Masuk ke Rumah Bahtiar


SOROT - Rumah Bahtiar tak luput dari amukan sang pelaku pembunuhan yang berinial F (18) yang tak lain adalah tetangganya sendiri di Gang Bersama Desa Tanah Periuk Kecamatan Tanah Grogot. Entah apa maksud dan tujuannya, F mencoba masuk kerumah Bahtiar sambil memegang parang.

Karena pintu dalam kondisi terkunci F yang juga pelajar di salah satu SMK di Paser itu masuk melalui jendela depan dengan cara memecahkan kaca. Beruntung, penghuni rumah yang saat itu semuanya anak-anak kakak beradik sudah minggat ke rumah tetangga lewat pintu dapur belakang.

F yang baru saja menghabisi nyawa sahabatnya itu tak menemukan siapa-siapa didalam rumah Bahtiar, tapi di dinding ruang tamu rumah itu terdapat goresan parang.

"Saya kemarin tidak ada di rumah karena berangkat ke Tanjung Aru untuk kembali mengajar di sana, tapi baru sampai di Desa Lori saya mendapat kabar ada pembunuhan ditempat kami, dan saya langsung kembali ke  Tanah Grogot," ucapnya.

Sesampainya di rumah dengan kondisi ramai kerumunan warga, Bahtiar langsung menemui anak-anaknya yang mengungsi ditempat tetangga.

"Untungnya anak-anak bisa menyelamatkan diri, karena saya kan gak ada disini. Begitu pun mamaknya juga ndak ada di rumah karena mengajar ngaji di luar," katanya.

Keempat anak Bahtiar yang sempat mengungsi itu, satu diantaranya masih berumur 3,5 tahun. "Padahal satu anak saya itu masih kecil, tapi kalau yang lainnya sudah besar, satu sudah SMK yang dua orang itu SMP, jadi berempat mereka kemarin," tuturnya.

Bahtiar mengaku, anak-anaknya itu belum ada satu pun yang bisa menceritakan ihwal kejadian yang dialami mereka hingga memutuskan dengan tepat lari ketempat tetangga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mungkin ini inisiatif kakaknya, karena sudah diliatnya tidak aman akhirnya dia bawa adik-adiknya, sebab sebelumnya, dulu si pelaku itu juga pernah memecahkan kaca jendela rumah saya juga, jadi mungkin anak saya teringat itu akhirnya mencari tempat yang aman," terangnya. (rsd)

Dua Nyawa Melayang di Tangan Siswa SMK Paser



SOROT - Seorang remaja pria berinisial F (18) mengamuk membabi buta dengan parang terhunus ditangannya, di Gang Bersama Desa Tanah Periuk, Rabu (21/9). Entah apa yang merasuki dirinya, sehingga F tega menghabisi  kedua  nyawa sahabatnya.

Menurut Ketua RT 07 Desa Tanah Periuk Tanah Grogot, Soni Sumarsono Pelaku adalah warga Gang Bersama RT 07 Desa Tanah Periuk Tanah Grogot. Sedangkan dua  korban meninggal ML (20) juga tetangga pelaku, sementara S (20) Warga Segendang Kecamatan Batu Engau.

"Saat itu saya melihat dari kejauhan pelaku RS sedang membawa parang. Dan beberapa warga yang mencoba untuk melerai mengalami luka karena senjata tajam yang ia bawa tersebut," kata Soni.

Sementara menurut Sari, ibu ML yang tewas akibat aksi siswa salah satu SMK di Paser itu mengatakan, F masuk ke rumah Sari dengan cara melompat melalui jendela samping dan langsung menyerang ML  dengan parang hingga tewas.

Sari yang saat kejadian hendak melerai, berhasil melarikan diri bersama anaknya yang masih kecil dari amukan F. "Saya langsung lari bawa anakku yang kecil, sementara kakaknya ndak bisa lari karena dipegang tangannya sama dia (F)," tuturnya.

Beruntung polisi langsung datang kelokasi kejadian dan mengamankan F. "Kami mengamankan F karena diduga melakukan penyerangan terhadap warga secara membabi buta  menggunakan parang yang menyebabkan dua orang meninggal dan tiga lainnya terluka," kata Kasat Reskrim Polres Paser Ajun Komisaris Aldi Alfa Faroqi.

Dari tangan pelaku lanjut Aldi, polisi menyita barang bukti parang yang digunakan untuk menyerang warga. Dan saat ini polisi masih mendalami motif siswa tersebut mengamuk . "Motifnya masih kami dalami. Dugaan sementara karena dendam," ujar Aldi. (rsd)

Rabu, 21 September 2016

Sunoto Mulyo: Kalau Terjadi pemadaman Listrik Itu Karena Diganggu Pohon

SOROT -  Kebutuhan energi listrik masyarakat Kabupaten Paser sudah dipenuhi oleh Gardu Induk (GI) Kuaro. Tapi itu baru dinikmati sebagian masyarakat Paser, selebihnya PLN Rayon Tanah Grogot belum berani mengoneksikannya.

Menurut Kepala PLN Rayon Tanah Grogot Sunoto Mulyo, ketidak beranian itu dikarenakan aliran listrik dari GI Kuaro sangat sensitive pada arus hubungan pendek, sementara pohon-pohon warga yang menjadi salah satu penyebab hubungan pendek banyak ditemui di sepanjang jaringan listrik PLN.

"Kalau terjadi pemadaman itu karena diganggu pohon-pohon warga. Kalau hujan dan angin kencang, kena jaringan sedikit saja, dia padam karena alat proteksi di GI Kuaro langsung lepas," kata Sunoto, Selasa (20/9).

Sebelum jaringan listrik aman dari pohon-pohon warga. PLN Rayon Tanah Grogot memutuskan tidak mengambil bantuan daya listrik dari GI Kuaro karena kwatir akan berdampak  semakin buruknya pelayanan

"Kita mau mensterilkan, yakni memotong pohonnya, tapi ada warga yang tidak mau apabila tidak ada ganti rugi," ucapnya.

Padahal di PLN tidak ada anggaran ganti rugi tanam tumbuh warga, yang ada hanya ganti rugi tanah untuk tapak tower.

"Bahkan proyek pemasangan jaringan listrik di Kecamatan Batu engau terancam terhenti karena pohon warga. Tidak ada lagi istilah proyek dialihkan, tidak bisa dilaksanakan, proyek dibatalkan," katanya.

Bagaimana PLN mengalirkan energi listrik kata dia, kalau jaringan listriknya terputus akibat penolakan beberapa warga.

"GI Kuaro sebenarnya kesempatan kita untuk memperbesar angka Rasio Elektrifikasi (RE) menjadi 80-85 persen, RE kita sekarangkan cuma 61 persen. Kita tingkatkan dengan memberikan sambungan listik pada desa-desa yang belum terlayani," terangnya.  (rsd)

33 OPD Diusulkan

SOROT - Wakil Bupati Paser Mardikansyah mengatakan, rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Paser, Ada 33 OPD ditambah 3 asisten dan 10 camat.

"Melalui Raperda ini, kami usulkan dan rumuskan susunan OPD berupa 3 asisten di secretariat daerah type a, 1 sekretariat DPRD type b, 1 inpektorat daerah type a, 23 dinas, 7 badan dan 10 camat dengan type a," kata Mardikansyah dalam Rapat Paripurna, Selasa (20/9).

Sesuai amanat pasal 124 ayat 2 Peraturan Daerah (PP) 18/2016 tetang Perangkat Daerah, lanjut Mardikansyah, pembentukan OPD dan pengisian kepala OPD dan Kepala unit kerja (UPTD-red) pada OPD diselesaikan paling lambat 6 bulan, terhitung sejak PP 18/2016 diundangkan, yakni tanggal 19 Juni 2016.

"Dan sekarang kita hanya memiliki waktu 3 bulan untuk menyelesaikannya, sehingga proses pembentukan dan susunan OPD ini membutuhkan kerja keras," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD Paser Herman Setiawan mengatakan, Raperda tantang OPD akan diteliti dan diperiksa agar sesuai dengan peraturan di atasnya, setelah clear baru lah dibahas oleh Panitia Khusus (Pansus) yang nantinya dibentuk DPRD Paser melalui Badan Musyawarah (Banmus). (rsd)

Harga Jual Karet Petani Terus Anjlok

SOROT - Harga karet yang tak pernah stabil membuat Ketua Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Provinsi Kaltim Surono berharap kepada pemerintah daerah agar memperhatikan harga jual karet. Karena tidak adanya ketentuan penetapan harga mengakibatkan harga karet petani gampang dipermainkan para pengusaha.

Jika sudah begitu kata dia, harga murah pun muncul,  yang pada akhirnya petani karet menderita. Pada hal mereka sudah  berupaya meningkatkan produksinya dengan cara mencari bibit unggul sendiri.


"Anehnya, harga jual karet bahkan selalu anjlok saat kebutuhan masyarakat meningkat. Dan selama tiga tahun terakhir, harga jual karet petani terus anjlok, yakni berkisar antara Rp 4.500 hingga Rp 5.550/Kg, padahal normalnya Rp 10.000/Kg," kata Surono, Senin (19/9).

Kondisi ini tentunya sangat menyulitkan perekonomian para petani karet. "Makanya kami meminta pemerintah untuk bertindak mengatur harga, sehingga petani karet terlindungi seperti halnya petani sawit yang selalu ada ketetapan harganya," tambahnya. (rsd)

Senin, 19 September 2016

Pemkab Paser Upayakan Pemberian Gaji dan Tunjangan PNS

SOROT - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah (BPKAD) Kabupaten Paser Muhamad Fauzi mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser tetap mengupayakan pemberian gaji kepada Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan tunjangan daerah (insentif) Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Kami akan upayakan pemberian gaji PTT. Karena bagaimana pun mereka telah mengabdi kepada pemerintah. Begitu pun dengan insentif PNS. Karena kami tahu PNS sangat berharap sekali dengan insentif itu," kata Fauzi saat dihubungi, Senin (19/9).

Pemkab Paser saat ini kata dia, tengah melakukan penghematan dengan menghentikan beberapa kegiatan yang sudah berjalan. "Selebihnya kami fokus pada pembayaran rutin seperti listrik karena itu kebutuhan yang mendesak," tutur Fauzi.

Untuk itu dia menghimbau kepada PTT untuk tidak resah menghadapi permasalahan defisit yang tengah terjadi saat ini. "Kami minta PTT jangan berpikir macam-macam dulu terkait kondisi saat ini. Kami terus mengupayakan," ujarnya.

Dikatakan, ada beberapa opsi yang ditempuh sebagai bentuk upaya Pemerintah Daerah setempat untuk tetap memberikan gaji PTT dan tunjangan kepada PNS.

"Salah satu opsinya yaitu dengan membayarkan sengah dari gaji dan tunjangan. Atau mengembalikan besaran gaji PTT dan insentif PNS kembali seperti semula," ujar Fauzi.

Diketahui, bahwa saat ini jumlah PTT di lingkungan Pemkab Paser yakni 4.500 baik itu PTT yang bertugas di struktural maupun fungsional seperti guru, tenaga kesehatan, penyuluh pertanian dan peternakan.

Fauzi mengakui, Kondisi kas daerah saat ini sangat minim. Berdasarkan hasil pada rapat Tim Pengguna Anggaran Daerah (TPAD) dengan DPRD Paser, diketahui kas daerah per 31 Agustus 2016 yakni Rp.300 Milyar lebih. Itu pun sekitar Rp.100 Milyar lebih sudah ada peruntukkannya.

"Kami berharap masih ada dana transfer dari pemerintah pusat untuk membantu keuangan daerah saat ini," ucapnya. (rsd) 

Pembangunan Laboratorium Lingkungan Hidup Guna Percepat Proses Uji

SOROT - Selama ini, untuk melakukan uji laboratorium terhadap pencemaran lingkungan dilakukan di propensi, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Paser, saat ini sedang membangun Laboratorium Lingkungan Hidup guna mempercepat proses uji laboratorium terhadap pencemaran lingkungan.

"Laboratorium dibangun untuk mempercepat uji laboratorium dari sample pencemaran lingkungan yang selama ini dilakukan di Propinsi," kata Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Paser Amri Yuniardi di Tanah Grogot, Senin.

Pembangunan laboratorium yang anggarannya berasal dari bantuan keuangan propinsi itu kata Amri, akan dijadikan tempat uji sample dari berbagai sample pencemaran lingkungan.

Tapi untuk pencemaran udara di perkotaan yang diakibatkan polusi kendaraan. Pengambilan sample uji lab masih dilakukan Pemerintah Propinsi.

Setelah laboratorium yang mendapat anggaran Rp.940 Juta itu berdiri kata Amri, pihaknya akan segera mengurus kelengkapan alat dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang kegiatan operasionalnya.

"Kalau sudah lengkap semua maka laboratorium akan berbentuk Unit Pelayanan Teknis (UPT) sendiri dibawah binaan BLH Paser," ucapnya.

Dengan begitu, nantinya akan mempermudah pengawasan Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap pencemaran lingkungan di sekitar masyarakat.

"Nanti prosesnya akan lebih cepat kalau sudah berdiri laboratorium sendiri. Sehingga keluhan masyarakat terkait lingkungan mereka yang tercemar bisa dengan mudah kami tindaklanjuti," jelasnya. (rsd)

Nasri: Bintek Siskeudes Sangat Penting Diikuti Perangkat Desa



SOROT - Kegiatan Bimbingan Teknis (bintek) Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang berlangsung 13  20 September di Ballroom Hotel Kryad Tanah Grogot, menurut Ketua Apdesi Kabupaten Paser Nasri, sangat penting untuk diikuti perangkat desa. mengingat penyaluran Dana Desa dari pemerintah pusat diprogramkan akan bertambah setiap tahun, sehingga perangkat desa dapat menyusun anggaran desa yang sesuai prosedur Siskeudes.

"Selama ini terkadang apa yang menurut kita benar, tapi di BPMPD dan Inpektorat berbeda acuannya. Makanya dengan Bimtek ini, pelaporan diseragamkan. Sebenarnya ini acara BPMPD yang diserahkan pelaksanaanya ke Apdesi, memang karena Apdesi berkaitan langsung dengan desa-desa," kata Nasri yang juga menjabat Kades Olong Pinang, Kecamatan Pasir Belengkong, Minggu (18/9).

Terkait SDM, lanjut Nasri, sebagian teman-teman di desa memang masih belum banyak memahami pelaporan keuangan yang baik dan benar, tapi atas bimbingan BPMPD dan Inspektorat pelaporan itu semakin dikuasai.

"Pembinaan ini penting karena kesalahan keuangan, baik sengaja maupun tidak disengaja, akan medekatkan ke penjara," ucapnya.

Hanya saja, tambah Nasri, untuk mengelola keuangan desa menggunakan Siskeudes ini diperkirakan masih sulit dilakukan di desa-desa pedalaman, terutama desa-desa yang terkendala jaringan komunikasi dan listrik.

"Semoga ada solusi untuk teman-teman yang terkendala penguasaan teknoligi dan sarana pendukung, seperti sinyal dan listrik," tambahnya. (rsd)

Wakil Bupati Paser Berpesan Lakukan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa


SOROT - Sejalan dengan kemajuan zaman, maka para perangkat pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa ditutuntut pelaporannya menggunakan aplikasi keuangan berbasis teknologi.

Untuk memcapai hal itu, Pemkab Paser bersama Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Paser menggelar Bimtek Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), sebagai tidak lanjut kerjasama Pemkab Paser dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Ini upaya kita agar pengelolaan keuangan desa yang transparan, tertib dan disiplin anggaran serta akutabel," kata Wakil Bupati Paser HM Mardikansyah.

Dalam Bimtek yang berlangsung 13  20 September di Ballroom Hotel Kryad Tanah Grogot ini, Mardikansyah berpesan kepada Badan pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dan seluruh camat se-Paser, agar terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan desa.

Pembinaan dan pengawasan ini semakin menegaskan penjelasan Kepala BPKP Kaltim Doddy Setiadi, bahwa UU 6/2014 tentang Pemerintahan Desa dan Permendagri 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, merumuskan beberapa kebijakan yang salah satunya adalah pengelolaan keuangan desa diatur dalam aplikasi yang seragam, sehingga terhindar dari resiko dan carut marut pelaporannya.

"Untuk 2016 ini, sesuai amanah Permendagri 52/ 2015, semua laporan keuangan harus dilampirkan dengan realisasi rekapitulasi pengelolaan keuangan seluruh desa di Paser. Tujuannya agar tidak ada keuangan desa di Paser yang bermasalah," kata Doddy selaku narasumber Bimtek Siskeudes.

Sementara itu, Kepala BPMPD Paser Katsul Wijaya mengatakan ada 86 desa yang mengirimkan perangkat desanya sebagai peserta Bimtek. Selama tujuh hari berlangsung, Bimtek dibagi dalam dua gelombang. Bagi perangkat desa yang belum mengikuti Bimtek ini, akan diukutsertakan pada gelombang berikutnya di bulan November 2016.

"Bimtek ini sangat penting untuk diikuti oleh 139 desa di Paser. Mengingat banyaknya perangkat desa yang perlu mendapatkan Bimtek, kita gelar bertahap. Mengapa? Karena BPKP meminta agar semua desa mengacu Siskeudes, padahal selama ini masih menggunakan sistem manual," kata Katsul Wijaya, Minggu (18/9).

Tahun ini, tambah Katsul Wijaya, 139 desa di Paser mendapat Dana Desa dari pemerintah pusat sebesar 86 miliar. Kedepan dana desa yang diterima setiap desa akan lebih besar, sehingga Bimtek ini akan memudahkan perangkat desa dalam menyusun laporan keuangan desa seperti yang diharapkan.

"Jadi kegiatan ini didanai APBDes masing-masing desa, kita hanya memfasilitasi kegiatannya. Ada 130 peserta yang mengikuti Bimtek, mereka desa-desa dari  Kecamatan Long kali, Long Ikis, Kuaro, Muara Samu, Batu Sopang, Muara Komam, Pasir Belengkong, Batu Engau, Tanjung Harapan dan desa-desa dari Kecamatan Tanah Grogot. Yang belum akan diikutsertakan di Bimtek berikutnya," terangnya. (rsd)

Minggu, 18 September 2016

Yusriansyah: Event Ini Menjadi Wadah yang Memiliki Bakat di Olahraga Otomotif





SOROT – Setelah hampir satu dekade lamanya tidak digelar, Kabupaten Paser menjadi tuan rumah Kejuaran Provinsi Kaltim putaran tiga Bupati Paser Road Race 2016. Selain membayar kerinduan pecinta olahraga road race Paser, event ini juga menyediakan hadiah utama berupa 1 unit mobil Toyota Agya.

Keseriusan panitia penyelenggara mengawal kejuaraan ini disambut gembira Bupati Paser Yusriansyah Syarkawie. “Event ini kita harapkan mampu memberikan kesan dan pengalaman yang berharga bagi kita semua, sekaligus mempromosikan Paser sebagai daerah yang memiliki potensi akan wisata alam, kuliner dan olahraga otomatif,” kata Yusriansyah, Sabtu (17/9). Seperti yang dilansir media cetak di Kaltim.

Sesuai tujuannya, lanjut Yusriansyah, event ini menjadi wadah bagi para generasi muda untuk menyalurkan dan menumbuhkan semangat generasi muda yang memiliki bakat di olahraga otomotif, terutama atlet-atlet Paser yang diharapkan mampu mengharumkan nama daerah di level regional, nasional dan internasional.

Namun seperti diketahui bersama, agenda kejuaraan ini di tengah kondisi yang kurang nyaman. Seluruh kabupaten/kota di Indonesia dihadapkan pada persoalan pengurangan anggaran daerah, sehingga dampaknya dirasakan langsung di daerah. Hanya saja, kondisi ini hendaknya jangan sampai membuat pasrah, tetapi harus lebih banyak berkarya dan berkiprah.

“Kita harapkan event ini dapat membangkitkan perputaran ekonomi riil di masyarakat Kabupaten Paser, ditengah kondisi bangsa yang mengalami kelesuan ekonomi. Atasnama pribadi dan pemerintah daerah, kami sangat mengapresiasi kepada pengurus IMI Provinsi Kaltim karena telah memberikan kesempatan kepada kami sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan kegiatan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Paser H Kaharuddin saat ditemui, Sabtu (17/9) mengatakan mendukung penuh penyelenggaraan balap motor di Paser.

“Selama hampir 10 tahun kejuaraan balap motor tidak pernah lagi ada di Paser. Karena itu, saya menyatakan sangat setuju dan mendukung penuh kejayaan olahraga otomotif di Paser kembali hidup seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkap pendiri Paser Motor Sport Club (Pamosc), salah satu klub otomotif di Paser.

Ditempat terpisah, Ketua Panitia Hendra Wahyudi Yusriansyah mengatakan kejuaraan ini sebenarnya untuk level Provinsi Kaltim. Hanya saja, antusias peserta dari luar provinsi sangat besar, sehingga kejuaraan ini juga melibatkan peserta dari Kalsel dan Kalbar, bahkan peserta dari pulau Jawa.

“Peserta road race ini sebanyak 217 orang dengan 340 starter. Jumlah starter terbesar dibandingkan dengan kejuaraan-kejuaraan sebelumnya, mungkin selain tertarik dengan hadiah yang kami tawarkan seperti 1 unit mobil dan 5 unit sepeda motor, mereka juga sudah sangat lama tidak berlomba di Kabupaten Paser,” kata Hendra Wahyudi mengungkapkan 1 unit mobil Agya dari Hotel Bumi Paser.

Road race terakhir di Paser dilaksanakan tahun 2007. Kebetulan, lanjut Hendra Wahyudi, IMI Kaltim menawarkan jadi tuan rumah. Ditengah kondisi daerah yang mengalami masa sulit, pihaknya memberanikan diri untuk mengambil kesempatan itu, sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat yang juga merasakan situasi daerah sekarang.

“Kedepan kami telah mengancang-ancang untuk membuat kejuaraan road race tahunan guna penjaringan atlet-atlet olahraga otomotif, sekaligus meminimalisir aksi balap liar. Kami juga akan upayakan agar Paser punya sirkuit sendiri, tempat berlatih bibit-bibit muda berbakat dan juga dapat dijadikan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tambahnya.

Untuk diketahui, Kejurprov Putaran III Bupati Paser Cup 2016 mempertandingkan 10 kelas lomba. Hari pertama babak penyisihan semua kelas, sedangkan babak final semua kelas digelar di hari kedua. Hendra Rusady alias Eenk peserta dari Kalsel berhasil membawa pulang satu unit mobil Agya, setelah menjuarai kelas-kelas lomba yang dipertandingkan. (sar/sad/rsd)

Layanan Konsultasi Reproduksi Remaja Bisa Lewat SMS

SOROT - Bagi remaja yang ingin mendapatkan layanan konsultasi reproduksi bisa melalui Handphone (HP) karena Puskesmas Tanah Grogot Kabupaten Paser membuka layanan tersebut.

Menurut petugas layanan konsultasi Puskesmas Tanah Grogot Hasvita Januarisna mengatakan, layanan konsultasi reproduksi remaja itu bisa dilakukan melalui Short Message Service atau SMS di nomor 081254186062.

"Layanan konsultasi remaja usia 10 sampai 19 tahun terkait reproduksi remaja bisa melalui sms atau telephone," kata Hasvita, Jumat pekan lalu.

Selain konsultasi kata dia, pihaknya juga melakukan konseling seputar masalah remaja dan kesehatan reproduksi. "Bentuk konsultasinya bisa langsung menanyakan permasalahan yang dialami," ujarnya.

Perihal yang ditanyakan diantaranya seperti kondisi kehamilan di minggu pertama, mengalami telat atau terlalu cepat menstruasi. (rsd)

20 KUBE di Paser Akan Mendapatkan Bantuan


SOROT - Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) melalui dana APBN tidak akan terpengaruh terkait kondisi keuangan negara yang saat ini tengah defisit.

"Karena ini menjadi program unggulan dari Kementerian Sosial dalam mengentaskan kemiskinan," kata Amiruddin, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Paser, Kamis pekan lalu.

Dia meyakini, kalau bantuan KUBE ini tetap dicairkan meski kondisi defisit. Oleh karena itu, saat ini Dinsos Paser tengah menyeleksi penerima Kelompok Usaha Bersama atau KUBE yang akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial nantinya.

"Kami sedang menyeseleksi penerima KUBE yang layak mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, mengingat daftar KUBE saat ini jumlahnya ratusan dan hanya dua puluh saja yang akan mendapatkannya," ucapnya.

Dikatakan, bagi kedua puluh KUBE yang akan mendapatkan bantuan itu masing-masing kelompok mendapatkan Rp.20 Juta. "Diperkirakan bantuan itu akan dicairkan pada bulan Oktober," tuturnya.

Amiruddin berharap, agar bantuan dari pemerintah pusat ini dapat menciptakan kelompok-kelompok usaha yang mandiri dan tepat sasaran. (rsd)

Jumat, 16 September 2016

Loading Ramp Sawit Tak Berizin Sudah Dua Kali Disurati

SOROT - Stasiun pembelian kelapa sawit atau loading ramp di Kabupaten Paser bagaikan jamur di musim hujan tumbuh dinama-mana. Hingga saat ini Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperdagkop&UKM) Paser mencatat sedikitnya ada 90 loading ramp yang aktif, tapi sayangnya, dari angka itu ada sebanyak 61 diantaranya belum mengantongi izin.

Melihat hal itu, pemerintah setempat pun tak mau tinggal diam, melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperdagkop&UKM)  Paser terpaksa melayangkan surat teguran. Tak main-main, surat teguran itu sudah dilayangkan dua kali, tetapi pemilik loading ramp tidak mengindahkannya.

Menurut Kepala Disperdagkop&UKM Paser Sudirman melalui PPNS Disperdagkop&UKM  Marwan Natsir, Disperdagkop&UKM  Paser, akan segera bersurat kembali . Dan jika pemilik loading ramp tidak juga mengurus izin, maka akan dilakukan tindakan tegas berupa penutupan usaha.

"Kalau usahanya belum ada izinnya, kita tidak bisa menera ulang, usahanya kan belum legal.  Tapi kalau tidak ditera, petani yang kasihan, bisa saja timbangannya kurang, makanya pemilik loading ramp harus ikuti prosedur," kata Marwan Natsir, Rabu (14/9).

Dikatakan, Karena loading ramp menyangkut penghasilan petani kebun sawit. Dengan kata lain, nilai jual buah sawit petani diukur melalui jembatan timbang setiap loading ramp, sehingga jembatan timbang milik loading ramp yang tak dilengkapi izin belum bisa ditera ulang.

"Loading ramp yang tersebar di sepuluh kecamatan itu, hanya 29 yang memiliki izin lengkap dan telah lakukan tera ulang timbangan, padahal loading ramp yang beridiri terus bertambah," terangnya. (rsd)

Pejabat Paser Ikuti Sosialisasi Pengampunan Pajak

SOROT - Wakil Bupati Paser, Mardikansyah sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi Pengampunan Pajak yang diikuti Pejabat yang ada di daerah itu, yang berlangsung di ruang rapat Sadurangas, (15/9).

Saya sangat mendukung kegiatan ini, meski kita sama-sama tahu kalau PNS sudah dikenakan pajak dari uang yang mereka terima, kata Mardikansyah.

Sementara menurut Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPPP) Penajam Muhammad Imroni mengatakan, sosialisasi kepada pejabat yang ada di daerah bertujuan untuk memberikan informasi terkait program pengampunan pajak bagi pejabat dan keluarganya.

Diharapkan kepada Kepala SKPD untuk dapat menginformasikan progam ini kepada bawahan dan keluarganya. Begitu juga terhadap para camat, lurah dan warga yang belum mengikuti program ini, kata Imroni.

Imroni mengakui , pejabat yang merupakan Pegawai Negeri Sipil telah dikenakan pajak progresif dari gaji, tunjangan dan segala macam uang yang diterima saat bertugas sebagai PNS.

PNS sudah dikenakan pajak progresif dari uang yang diterimanya seperti gaji, insentif, dan perjalanan dinas. Jadi yang kami harapkan mereka dapat sosialisasi kepada kerabatnya, ujar Imroni.

Dia juga mengingatkan, kepada PNS yang memiliki usaha di luar dari pekerjaannya sebagai abdi negara agar dapat mengikuti program pengampunan pajak.

Kalau PNS punya usaha diluar seperti kebun sawit dan sarang wallet, mereka diharapkan juga dapat mengikuti program Pengampunan Pajak ini, kata Imroni. (rsd)

Perkantoran Pemkab Paser Menunggak Pembayaran Listrik

SOROT - Beredar rumor pemutusan aliran listrik oleh PLN Rayon Tanah Grogot di lingkungan pegawai Pemkab Paser. Karena adanya sejumlah tunggakan listrik yang belum terbayarkan. Benarkah hal itu terjadi?.

Menanggapi hal tersebut, Kepala PLN Rayon Tanah Grogot Sunoto Mulyo mengatakan, hampir semua perkantoran Pemkab Paser sudah empat bulan menunggak pembayaran rekening listrik. Total tagihan listrik yang tertunggak mencapai Rp 4,2 miliar, nilai itu sudah termasuk lampu Penerangan Jalan Umum (PJU).

'Total tagihan kita Rp 4,2 miliar, perkantoran menugak 4 bulan, yakni dari bulan Mei sampai Agustus, sedangkan PJU menunggak 8 bulan dari bulan Januari sampai Agustus. Dengan rincian Perkantoran Rp 600 juta dan JPU sebesar Rp 3,6 miliar," kata Sunoto Mulyo, Kamis (15/9) lalu.

Dengan nilai tunggakan yang cukup besar itu, membuat PLN Rayon Tanah Grogot didesak untuk menyelesaikannya. Akhirnya PLN Rayon Tanah Grogot melayangkan surat kepada Pemkab Paser dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Paser untuk tagihan JPU yang 8 bulan belum dibayar.

"Sekarang ada aplikasi online yang memungkin siapa saja melihat tunggakan listrik. Hampir semua daerah kesulitan anggaran.Oh ini Pemkab Paser tunggakan pembayaran listriknya sekian, itu dengan mudah dievaluasi PLN pusat, makanya kita didesak untuk menyelesaikannya," ucapnya.

Karena pembayaran rekening listrik Pemkab Paser terkait penganggaran, lanjut Sunoto Mulyo, sehingga persoalan ini akan lebih mengkomunikasikan lagi.  Semoga pembayarannya bisa diusahakan, jika tidak maka dengan sangat terpaksa PLN Rayon Tanah Grogot memutus sementara sambungan listrik,  supaya tidak menambah beban tagihan listrik. (rsd)

Kamis, 15 September 2016

Bocah 4 Tahun Dampingi Ibunya Sebagai Penyapu Jalan



SOROT - Sudah Sembilan tahun Tijah bekerja sebagai penyapu jalan, setiap sampah yang tercecer di jalan ia bersihkan setiap harinya, semangatnya begitu besar dalam bekerja. Meski dibawah terik matahari  yang cukup panas, seperti pantauan media ini, wanita berumur 45 tahun itu pantang menyerah dan terus melawan panas.

Di sela kesibukannya membersikan dedaunan yang jatuh di jalan Kartini Tanah Grogot, tampak dua anak membuntuti dirinya. Sang bocah yang salah satunya masih berpakian batik seragam sekolah itu berjalan menelusuri trotoar, keduanya dengan sabar menunggu Tijah yang sedang sibuk menggoyangkan sapu.

"Ini anak saya, mereka terpaksa ikut karena nda ada yang jagain di rumah. Bapaknya ada tapi mau jalan, sedang kakaknya yang di SMA jam segini (12.30) masih di sekolah, jadi sama sekali nda ada yang jaga," kata Tijah, Kamis (15/9).

Bukan kali ini saja kedua anak itu ikut bersama ibunya, hari-hari sebelumnya, anak yang masih berumur 4 tahun dan satunya lagi duduk di bangku kelas V SD itu memang sudah terbiasa mendampingi ibunya bekerja. "Biasa memang sudah ikut seperti ini, tapi nda setiap hari juga," tutur ibu tiga anak itu.

Tijah sendiri memiliki jam kerja mulai dari jam 6.00 sampai jam 9.00, setelah itu ia kembali turun kejalan pada jam 14.00 hingga 16.00.

"Sehari dua kali turun kerja, Alhamdulillah ada perkerjaan dan penghasilannya cukup aja. namanya merantau seperti ini harus cari makan yang penting halal," ucapnya.

Untuk mendapatkan tambahan penghasilan, Tijah juga berjualan makanan dipagi hari. "Sambil jualan untuk tambahan, tapi sebentar aja, apa lagi bapaknya sekarang jarang kerja karena sakit-sakitan," tutur warga jalan Cipto Mangunkusumo Tanah Grogot, Kabupaten Paser itu. (rsd)    

Rabu, 14 September 2016

Penyembelihan Hewan Qurban Juga Dilakukan KPU Paser dan Rutan

SOROT - Di hari ketiga Idul Adha 1437 H/2016 M, Rabu (14/9) lalu, keluarga besar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Paser melakukan penyembelihan satu ekor sapi qurban,  di halaman Kantor KPU Paser, jalan Jendral Sudirman Tanah Grogot.

Pelaksanaan qurban ini kata Ketua KPU Kabupaten Paser, Eka Yusda Indrawan didampingi Komisioner KPU Abdul Qayyim Rasyid, merupakan hasil patungan dari tujuh orang.

"Ini hasil patungan, lima dari komisioner KPU, satu dari pejabat KPU dan satu lagi dari pihak keluarga salah satu komisioner KPU Paser," kata Abdul Qayyim Rasyid.

Ketujuh orang  yang berqurban itu kata dia adalah, Eka Yusda Indrawan, M Makbul, Kusnadi, Amamah Fara Santi dengan suami, Rusdiansyah, dan Abdul Qayyim Rasyid.

"Melalui momen ini, selain bersedekah, kami juga ingin menumbuhkan rasa kebersamaan, kepedulian dan kekompakan keluarga besar KPU Kabupaten Paser dengan semangat berqurban," tuturnya.

Ke depan, dirinya berharap agar tahun-tahun berikutnya masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan qurban. "Semoga saja selalu ada rejeki," ucapnya.

Sementara pada momen yang sama, penyembelihan hewan qurban juga dilakukan di halaman Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIb Tanah Grogot usai pelaksanaan Shalat Idul Adha, Senin (12/9) lalu.

Menurut Kepala Rutan, Husni Thamrin, jumlah hewan qurban di Rutan Tanah Grogot hanya satu ekor sapi yang berasal dari sumbangan Pemkab Penajam Paser Utara (PPU).

"Biasanya, Pemkab Paserjuga  memberikan bantuan hewan qurban setiap tahunnya, namun kali ini tidak ada. Tapi Alhamdulillah, ada seekor sapi sumbangan Pemkab PPU," katanya.

Selain penyembelihan hewan qurban lanjut dia, pihaknya juga melaksanakan Shalat Idul Adha berjamaah di halaman Rutan dengan pengawalan ketat oleh pihak Kepolisian Resort (Polres) Paser.

"Kami sengaja meminta bantuan penjagaan dari polisi, untuk mengantisipasi adanya penghuni rutan yang kabur," terangnya. (rsd)

Minggu, 11 September 2016

Kehadiran Seekor Sapi di Depan Rumah Hebohkan Warga Merpati











SOROT - Warga Jalan Senaken Gang Merpati Desa Senaken Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser, sempat dihebohkan oleh kehadiran seekor sapi berbulu hitam, Senin (12/9). Sapi yang sedang mengamuk itu bahkan sempat hendak memasuki rumah salah satu warga.

"Ada sapi hitam di depan mengamuk mau masuk ke rumah, teriak Askandar warga Gang Merpati," sembari menutup pintu rumahnya karena ketakutan.

Askandar sendiri saat itu, sedang asik duduk di teras rumahnya usai dari mesjid melaksanakan sholat idul adha.

Selang beberapa saat, sekelompok pemuda datang ke pemukiman tersebut dengan berpakian seragam kaos oblong hitam bertuliskan Masjid Insanul Kamil untuk menangkap sapi yang menjadi tontonan warga sekitar.

Belakangan diketahui sekelompok pemuda itu ternyata adalah panitia qurban di Mesjid Insanul Kamil Perumahan Jone Kecamatan Tanah Grogot.

Para panitia yang membawa tali itu berusaha untuk menangkap sapi tersebut, namun upayanya selalu gagal karena setiap didekati sapi buruannya selalu kabur.

"Ini sapi qurban dari mesjid di BTN Jone, tadi talinya putus makanya kabur," kata salah satu panitia di tengah kesibukannya mengejar sapi.

Sapi yang sudah terlanjur ketakutan itu juga sempat berlari menuju kesemak-semak, namun karena digiring oleh panitia akhirnya kembali ke lingkungan perumahan Gang Merpati. Sapi itu terus berlari keluar dari gang menuju ke Jalan Senaken.

Tak lebih dari satu jam, perburuan panitia pun akhirnya menuai hasil, sapi qurban itu terjebak lumpur setelah jatuh ke parit.

"Jatuh ke parit tadi sapinya makanya bisa ditangkap," kata warga yang menyaksikan penangkapan itu. (rsd)         

Jumat, 09 September 2016

39 Perawat Paser Harus Menempuh Pendidikan D III

SOROT - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Paser I Dewa Made Sudharsana menyebut ada sebanyak 39 perawat di Paser hanya berpendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Sehingga mereka tidak memiliki Legalitas Resmi Keperawatan.

"Ijazah pendidikan mereka tidak memenuhi syarat seharusnya, Padahal dalam Permenkes RI No 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, perawat kesehatan yang menjalankan praktik mandiri diharuskan berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan," kata Dewa Sudharsana, Jum'at, (9/9).

Untuk itu kata Dewa Sudharsana, ke-39 perawat tersebut diharuskan menempuh pendidikan D III untuk memenuhi persyaratan legalitas.

"Harus sekolah D III Keperawatan untuk memenuhi persyaratan legalitas formal meskipun pengalaman mereka sebagai perawat jelas telah teruji, tetapi tetap wajib memiliki legalitas kualifikasi keperawatan," terangnya.

Persoalan ini kata Dewa Sudharsana, merupakan tanggung jawab Pemkab Paser untuk meningkatkan kualitas ke-39 perawat itu.

"Dinkes Paser sudah mencari solusi menggandeng Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kaltim untuk penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh," tuturnya.

Menurut Dewa Sudharsana, saat ini tenaga kesehatan di Paser masih perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM secara berkala melalui pendidikan dan pelatihan.

"Sudah saatnya upaya peningkatan kompetensi bergerak maju, dari pendekatan cenderung klasikal dengan pembelajaran dalam kelas menjadi pendidikan berbasis perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yakni Pendidikan Jarak Jauh atau PJJ," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Paser HM Mardikansyah mengatakan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan program PJJ ini.

"Ini merupakan moment sangat baik. Yang penting kita pasang niat dan semangat, sambil berdoa, insyaa Allah Pemkab Paser siap mendukung kegiatan ini. Meski saat ini Paser dilanda defisit Rp 1 triliun lebih," kata Mardikansyah.

Mardikansyah menegaskan, peningkatan pendidikan SDM kesehatan tetap harus berjalan. Pemkab berkomitmen untuk memperkuat sistem kesehatan sehingga akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat menjadi lebih baik. "Sehingga masyarakat bisa hidup lebih sehat dan lebih produktif," kata Mardikansyah. (rsd)

DKP Paser Himbau Warga Tidak Buang Sampah Malam Idul Adha


SOROT - Untuk memberikan kesempatan kepada petugas kebersihan pengangkut sampah dan penyapu jalan agar dapat merayakan Idul Adha 2016/1437 bersama keluarga, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Paser meliburkan mereka pada hari raya tersebut.

"Petugas kebersihan akan diliburkan saat hari raya Idul Adha nanti," kata Kepala Bidang Kebersihan DKP Paser, Tatang Abdimas, Jumat, (9/9).

Karena tidak ada pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh petugas kebersihan pada hari raya Idul Adha, maka DKP Paser menghimbau kepada warga Tanah Grogot untuk tidak membuang sampah pada malam hari raya Idul Adha.

"Supaya tidak ada penumpukan sampah saat perayaan Idul Adha, karena pengangkatan sampah akan dilakukan satu hari setelah hari raya. Nah malamnya setelah hari raya sudah boleh buang sampah ke TPS sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu pukul 18.00 sampai 06.00 pagi," kata Tatang.

Sementara itu, berdasarkan data dari DKP Paser, setiap harinya di wilayah Tanah Grogot dan sekitarnya petugas kebersihan mengangkut 20-30 Ton sampah menggunakan tujuh unit truck yang beroperasi setiap harinya. "Sebenarnya ada 11 truck, tapi empat saat ini kondisinya rusak," ucap Tatang. (rsd)

Rabu, 07 September 2016

Sering Terlibat Lakukan Aksi Penangkapan



SOROT - Berawal dari cita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (polwan), kini niat pemilik nama lengkap Yoshanda Maria Pranada Napitu terbukti menjadi kenyataan. Tepat pada 29 Desember 2015 lalu dirinya mulai berkarir sebagai polwan di Polres Paser.

"Cita-cita ini mengikuti jejak orang tua, bapak kan polisi juga jadi pengen ngikuti jejak bapak, itu keingin dari kecil memang. Dulu sih keinginannya ada dua antara jadi polisi dan dokter," kata Perempuan berpangkat Bripda itu mengaku bangga menjadi seorang pengayom masyarakat.

Bagi Bripda Ocha, demikian sapaan akrabnya, polwan merupakan pekerjaan yang mulia. Perempuan yang bertugas di Satreskoba Polres Paser itu juga sudah sering terlibat melakukan aksi penangkapan tindak kejahatan pelaku narkoba.

"Sudah sering menangani kasus narkoba, mulai dari penangkapan kemudian lanjut ke interogasi. Kalau untuk penyamaran belum, tapi kalau diperintahkan harus dilaksanakan juga," kata pemilik wajah cantik itu.

Awal- awal ikut penangkapan, Bripda Ocha mengaku sempat merasa takut, namun seiring berjalannya waktu rasa takut itu akhirnya tersingkirkan.

"Kalau sekarang sudah nggak takut lagi, yang penting kita harus tetap waspada. Yang kita takutkan biasanya pelaku membawa senjata tajam, tapi kita sudah dibekali ilmu bela diri," tutur anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Robert Napitu dangan Duma Rilva.

Bripda Ocha mengaku, saat jadi polwan dirinya baru tahu jenis-jenis narkoba.

"Selama sekolah saya tidak pernah tahu bagaimana wujudnya narkoba itu, pada saat ini aja baru tahu jenis-jenisnya, sabu-sabu, dobel L dan lainnya," ucap penyuka makanan Steak dan Jus Alpukat itu.

Untuk itu, Bripda Ocha berpesan khususnya kepada pewaris bangsa ini agar menjauhi narkoba, karena pil setan itu hanya bisa menjerumuskan ke lembah hitam.

"Narkoba tidak ada sama sekali sisi baiknya, betul-betul merusaklah, pokoknya kalau sudah sekali  terjerumus  hancur, kalau bisa narkoba dijahuilah, jangan sampai kenal yang namanya narkoba. Nggak ada untungnya, yang ada hanya rugi, uang habis," kata gadis kelahiran Tanah Grogot, 25 Agustus 1996.

Sebagai seorang polwan, Bripda Ocha juga berkeinginan mengikuti pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) Polri untuk masuk menjadi seorang perwira.

"Kepengenlah jadi perwira, semoga aja keinginan ini bisa tercapai. Untuk ikut secapa setahu saya minimal berpangkat bripka, bisa karena keinginan sendiri, bisa juga permintaan dari pimpinan," tutur pehobi Basket itu. (rsd)


Selasa, 06 September 2016

Rajin Ikuti pengobatan Filaria



SOROT - Sejak remaja Bahri (62) sudah sering merasakan rasa sakit di kaki, namun rasa nyeri, gatal dan panas yang ia rasakan saat itu tak menyurutkan semangatnya untuk mencari rejeki.

"Saya masih sanggup kerja waktu itu, karena rasa sakitnya ndak terlalu juga," kata Bahri, beberapa waktu lalu.

Tak mau rasa sakit itu terus berlanjut, Bahri yang sempat bekerja didalam hutan selama 12 tahun itu, mencoba memeriksakan ke petugas kesehatan.

"Hasil pemeriksaan sekitar tahun 1982 ternyata saya terkena penyakit kaki gajah" tuturnya.

Bahri yang berdomisili di Desa Jone Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser itu, punya semangat berobat demi untuk kesembuhannya.

Berbagai program pemerintah terkait penyakit filaria selalu ia ikuti. "Saya selalu mengikuti kalau ada pengobatan dari pemerintah," katanya.

Pada program bulan pengobatan filaria yang rencananya Oktober mendatang, Bahri mengaku senang dengan adanya program seperti itu.

"Itu bagus kalau ada pengobatan dari pemerintah lagi, karena saya selalu mengikutinya," ujarnya.

Menurut Dwi Astuti, salah satu petugas di puskesmas pembantu (pusban) Desa Jone, ada beberapa orang penderita yang mengalami serupa dengan Bahri.

"Mereka sudah lama semua mengalami penyakit filaria, oleh karena itu dengan adanya program di bulan Oktober nanti semoga bisa terlaksana sesuai harapan," katanya. (rsd)

Dinkes Paser Kekurangan Air Mineral



SOROT - Air mineral yang menjadi penunjang program bulan pengobatan filaria (kaki gajah) masih menjadi kendala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser

"Dinkes Paser masih kekurangan 4.790 dus air mineral," kata Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Paser Eko Arianto, Selasa (6/9).

Padahal di kegiatan yang rencananya bulan Oktober nanti, setidaknya membutuhkan 5.300 dus air mineral yang akan didistribusikan ke 17 Puskesmas.

"Saat ini sudah ada 510 dus air, bantuan dari Dinkes Propinsi Kaltim," ujar Eko Arianto.

Kekurangan itu kata Eko Arianto, sudah dikoordinasikan dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) setempat.

"Kami telah menyurati BPMPD, memohon agar kekurangan tersebut bisa dibantu dan dianggarkan melalui dana desa," terangnya.

Menurut Eko, pihaknya harus menyediakan air mineral pada saat pengobatan dikarenakan banyak masyarakat yang tidak meminum obat di Puskesmas.

"Banyak yang tidak meminum di tempat saat pembagian obat, sehingga kami perlu menyertakan air mineral bersama obat," pungkasnya. (rsd)

Senin, 05 September 2016

Belum Ada Anggaran Jaringan Listrik PLTB

SOROT - Dana jaringan listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTB) yang ada di Kabupaten Paser belum dialokasikan oleh pemerintah setempat.

“Belum ada alokasi anggarannya untuk jaringan listrik," kata Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Paser Hadijah, Senin (5/9).

Jaringan listrik itu rencananya menghubungkan dari perusahaan PT. Multi Makmur Mitra Alam (M3A) hingga titik tepi jalan.

Menurut Hadijah, Pemkab Paser mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) berbasis limbah cair sawit (POME) di Desa Tabru Kecamatan Batu Engau.

“Bulan Maret lalu terjadi kesepakatan antara Pemkab Paser dengan pihak ketiga sebagai pengelola, dan Pemkab Paser bersedia menyediakan jaringan listrik tersebut,” tutur Hadijah.

Untuk pembangunan PLTB tersebut lanjut Hadijah maka PT. Wijaya Karya yang ditunjuk oleh pemerintah. Sedangkan PT. M3A adalah yang menyediakan limbah sawit yang akan diolah menjadi biogas itu.

Sementara alokasi anggaran untuk pembuatan jaringan listrik itu kata Hadijah, berkisar Rp1,5 Milyar. (rsd)