SOROT - Kebutuhan energi listrik masyarakat Kabupaten Paser sudah dipenuhi oleh Gardu Induk (GI) Kuaro. Tapi itu baru dinikmati sebagian masyarakat Paser, selebihnya PLN Rayon Tanah Grogot belum berani mengoneksikannya.
Menurut Kepala PLN Rayon Tanah Grogot Sunoto Mulyo, ketidak beranian itu dikarenakan aliran listrik dari GI Kuaro sangat sensitive pada arus hubungan pendek, sementara pohon-pohon warga yang menjadi salah satu penyebab hubungan pendek banyak ditemui di sepanjang jaringan listrik PLN.
"Kalau terjadi pemadaman itu karena diganggu pohon-pohon warga. Kalau hujan dan angin kencang, kena jaringan sedikit saja, dia padam karena alat proteksi di GI Kuaro langsung lepas," kata Sunoto, Selasa (20/9).
Sebelum jaringan listrik aman dari pohon-pohon warga. PLN Rayon Tanah Grogot memutuskan tidak mengambil bantuan daya listrik dari GI Kuaro karena kwatir akan berdampak semakin buruknya pelayanan
"Kita mau mensterilkan, yakni memotong pohonnya, tapi ada warga yang tidak mau apabila tidak ada ganti rugi," ucapnya.
Padahal di PLN tidak ada anggaran ganti rugi tanam tumbuh warga, yang ada hanya ganti rugi tanah untuk tapak tower.
"Bahkan proyek pemasangan jaringan listrik di Kecamatan Batu engau terancam terhenti karena pohon warga. Tidak ada lagi istilah proyek dialihkan, tidak bisa dilaksanakan, proyek dibatalkan," katanya.
Bagaimana PLN mengalirkan energi listrik kata dia, kalau jaringan listriknya terputus akibat penolakan beberapa warga.
"GI Kuaro sebenarnya kesempatan kita untuk memperbesar angka Rasio Elektrifikasi (RE) menjadi 80-85 persen, RE kita sekarangkan cuma 61 persen. Kita tingkatkan dengan memberikan sambungan listik pada desa-desa yang belum terlayani," terangnya. (rsd)
Menurut Kepala PLN Rayon Tanah Grogot Sunoto Mulyo, ketidak beranian itu dikarenakan aliran listrik dari GI Kuaro sangat sensitive pada arus hubungan pendek, sementara pohon-pohon warga yang menjadi salah satu penyebab hubungan pendek banyak ditemui di sepanjang jaringan listrik PLN.
"Kalau terjadi pemadaman itu karena diganggu pohon-pohon warga. Kalau hujan dan angin kencang, kena jaringan sedikit saja, dia padam karena alat proteksi di GI Kuaro langsung lepas," kata Sunoto, Selasa (20/9).
Sebelum jaringan listrik aman dari pohon-pohon warga. PLN Rayon Tanah Grogot memutuskan tidak mengambil bantuan daya listrik dari GI Kuaro karena kwatir akan berdampak semakin buruknya pelayanan
"Kita mau mensterilkan, yakni memotong pohonnya, tapi ada warga yang tidak mau apabila tidak ada ganti rugi," ucapnya.
Padahal di PLN tidak ada anggaran ganti rugi tanam tumbuh warga, yang ada hanya ganti rugi tanah untuk tapak tower.
"Bahkan proyek pemasangan jaringan listrik di Kecamatan Batu engau terancam terhenti karena pohon warga. Tidak ada lagi istilah proyek dialihkan, tidak bisa dilaksanakan, proyek dibatalkan," katanya.
Bagaimana PLN mengalirkan energi listrik kata dia, kalau jaringan listriknya terputus akibat penolakan beberapa warga.
"GI Kuaro sebenarnya kesempatan kita untuk memperbesar angka Rasio Elektrifikasi (RE) menjadi 80-85 persen, RE kita sekarangkan cuma 61 persen. Kita tingkatkan dengan memberikan sambungan listik pada desa-desa yang belum terlayani," terangnya. (rsd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar